Jumat, 30 Oktober 2009

Bangga terhadap teman-teman IIIA1

Perasaan, perjalanan hidupku mengalir begitu saja. mudah dan mulus. Mulai dari SD, SMP sampai SMA, tidak ada itu ketakutan akan tidak lulus dan tidak naik kelas. Demikian juga terhadap EBTANAS! Sekarang sudah berganti nama menjadi UAN.

Teman-teman di A1, boleh kubilang merupakan kumpulan dari orang-orang hebat dari tiap kecamatan di Rembang. Bahkan ada juga yang dari kabupaten tetangga. Semua berkumpul di kelas ini. Hebat, sedikit nakal tapi tidak ada yang kelewat batas. Hasil EBTANAS, terbaik di tingkat kabupaten. Entah mengapa akupun merasa tidak sulit mengerjakan soal-soalnya. Jika dibandingkan dengan saat sekarang, banyak ketakutan terhadap UAN. Apa soal yang sekarang begitu sangat sulitnya ya?

Habis EBTANAS, tibalah saatnya, yang aku sendiripun merasa takut menghadapinya: SIPENMARU! Banyak teman-teman yang bersiap menghadapinya dengan ikut Bimbingan tes. Tentu saja dengan harga yang cukup mahal. Sedangkan aku, tidak ada biaya untuk itu, cukup beli buku latihan soal-soal dan belajar sendiri.

Saat tiba pengumuman hasil SIPENMARU, betapa terkejutnya aku: namaku lolos, demikian juga dengan sebagaian besar teman-temanku. Kalau tidak salah. hanya 3 orang dari 26 siswa A1 yang tidak lolos! Selamat! Aku bangga terhadap teman-teman! Sujud syukur (untuk pertama kalinya) pun aku tunaikan kehadapan-Nya! Alhamdulillah..........................

Cinta Pertama

Kelas III A1, jurusan ilmu-ilmu fisika, aku pindah ke tempat kost yang baru. Lingkungan yang dipenuhi cewek-cewek nan ayu. Mulalah cerita hari biru.........

Kali ini keberanian hatiku tak dapat kepertahankan. Salah satu cewek nan ayu, telah membuatku memulai kisah cinta nan biru. Namun di sisi lain, ada satu cewek ayu juga menaruh pandang kepadaku. Sungguh! Aku nggak GR! Lewat sepucuk surat, cinta pertamaku tertanggap. Dan mulailah perjalanan itu, Cinta pertama yang cukup sederhana. Sayang cuman tak berapa lama.

Lulus SMA aku ke Jogja, sementara dia kemana-mana: Nganjuk, Kediri, Wonogiri dan entah mana lagi, aku terlupa. Kekangenan dengan obat via surat, tak akan cukup. Pernah kukejar ke Wonogiri, eeeee sudah pindah ke Kediri. Ku kejar ke Kediri, dari alamat yang satu kutemukan di alamat yang kedua. Capek deh...............

Akhirnya tibalah satu keputusan: Putus dengan baik-baik. Pun ketika aku terima undangan pernikahan darinya, aku hadir dengan didampingi (calon) istriku tercinta........

Cinta Pertama tak kan terlupa, lewat begitu saja!

Cinta Monyet

Kelas III SMP, wajahku sudah mulai jerawatan, suaraku berubah warnanya, dan kumis tipis dah mulai bermunculan. Pertumbuhan fisik kedewasaanku tidak disertai dengan keberanian hati.

Ada gemetaran dan ketakutan tiap kaliku bertemu, berpapasan dengan salah seorang adik kelasku, yang sebenarnya masih ada kekerabatan. Jantungku berdetak keras, tapi keberanianku turun di titik nadir kerendahan. Cinta monyet keparat, harus aku sikat agar tidak mendekat. Aku alihkan hasrat tersebut pada kegiatan olah raga. Demikian seterusnya hasrat tersebut berjalan, sampai di SMA kelas III, walau si dia juga meneruskan di SMA yang sama, tapi sudah mulai aus hasrat yang kurasa kepadanya.

Kini aku sudah menemukan cinta yang berbeda, tapi aku masih sering bertemu dengannya. Cuma......, kali ini si dia yang tak kuasa! Tiap kali bersua, secepat mungkin dia berusaha menghindar bertemu dengan saya!

Kamis, 29 Oktober 2009

Kesel...leo saat masih di SMP

Pagi hari itu, udara cerah, aku dan teman-teman keluar dari ruang kelas IIIA dengan ceria, karena saatnya mata pelajaran olah raga (pendidikan jasmani).

Saat menunggu Pak Guru Olah Raganya tiba di lapangan, aku bermain-main dengan teman-teman, Ada yang kejar-kejaran, timpluk-timplukan, dan ada pula yang sekedar saling mengejek saja. Sedangkan kau dengan seoran teman bercanda dengan bermain "pathol" atau gulat. Sial bagiku, aku terjatuh dengan cara yang salah, sehingga: engsel tumit kakiku keseleo! Saat itujuga aku tidak dapat berdiri, sehinga aku langsung diantar pulang ke rumah. Tibalah masa kelam itu! Selama dua minggu aku tidak bisa masuk sekolah. Pada minggu ketiga, aku paksakan masuk sekolah dengan bantuan tongkat kayu, terpincang-pincang........

Ada temanku yang baik hati, tiap pagi menjemputku untuk memboncengkanku berangkat ke sekolah. Pulang sekolahpun setia menungguku, untuk mengantarkanku pulang ke rumah. Tapi.....kesedihanku masih teramat dalam karena di saat-saat itu kurasa prestasiku menurun..........

Ahamdulillah .........kakiku kini sudah bisa sembuh, hanya satu kesedihanku: temanku yang baik hati dulu itu telah berubah 180 derajat!

Nyaris buta sebelah


Badminton adalah olah raga kesukaanku. Saat di Meulaboh, aku dan teman-teman CRS menyewa lapangan di DIKLAT, di daerah Lapang, untuk latihan bersama.

Pada suatu malam saat latihan, aku mendapatkan musibah. Mata sebelah kiriku kena shuttle cock, hasil hujaman smash dari lawan tandingku. Seketika itu juga penglihatan sebelah kiriku langsung kabur. Seperti ada selaput yang menutupi tepat di retina mataku. Aku sangat-sangat khawatir, jangan-jangan mata kiriku akan menjadi buta! Ya Allah.......lindungilah aku!

Hari pertama setelah meusibah itu, aku belum sempat periksa ke dokter spesialis mata. Alhamdulillah, kalau posisiku berdiri mata kiriku normal. Tetapi tiap kali aku membungkukkan badan, pandangan mata kiriku kembali tertutup selimut. Astaghfirullah......

Periksa ke dokter spesialis mata (pada saat yang bersamaan ada pasien yang matanya tertancap paku!), mendapatkan kabar baik. Retina saya tidak rusak, cuman memar saja. Untuk memulihkannya, perlu istirahat seminggu dengan tidak boleh membungkukkan badan! Subhanallah....., aku turuti petunjuk dokter tersebut, badanku selalu tegak: tidur dengan posisi duduk, sholat dengan posisi duduk, segala kegiatan posisi badanku selalu tegak. Hasilnya mataku sembuh.

Alhamdulillah ya Allah........karuniaMu terlalu besar dibandingkan syukurku kepadaMu!

Rabu, 28 Oktober 2009

kenangan pahit di JAMNAS

Kena sial! Pas giliranku jaga tenda, ada permainan besar dalam JAMNAS 81. Karena jaga, aku tak dapat turut serta. Permainannya adalah setiap peserta harus membentuk satu regu yang beranggotakan sekitar 10 orang dari propinsi yang berbeda. Tujuannya untuk menjalin persahabatan.

Setiap peserta JAMNAS diberi satu buku kegiatan, yang di akhir kegiatan JAMNAS, dapat dijadikan bukti untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus. Karena saat itu waktuku untuk jaga, maka Buku kegiatanku aku titipkan ketua regu untuk mendapatkan tanda tangan. Entah kenapa, sewaktu selesai kegiatan, Ketua reguku bilang, Buku Kegiatanku dipinjamkan kepada peserta dari Timor Timur (waktu itu), yang tak dikenali identitasnya.

Celaka!!!!

Benar, setelah dicari-cari sana-sini di kontingen Timor Timur, bukuku tetap tidak ketemu. Laporlah saya ke Pimpinanan Kontingen Tingkat KWARDA. Alhamdulillah, akhirnya aku mendaptkan ganti, meski dihukum: membersihkan lapangan selama setengah hari!

taktik jitu

Aku, kelas 5 SD, mau berangkat JAMNAS 81 di Cibubur, Jakarta, sendirian! Memang sih berangkatnya rame-rame satu tim di Kabupaten, gabungan dari murid-murid dari 14 kecamatan di Rembang.

Sebelumnya selama kurang lebih 6 bulan aku sudah dilatih di tingkat Kabupaten. Setiap hari minggu aku harus berangkat sendirian ke kota naik angkutan umum, berjarak kurang lebih 40 km, sendirian. Tidak ada yang menanggung ongkos kegiatanku selama 6 bulan tersebut, selain Bapakku.

Dua - tiga hari menjelang keberangkatan, aku disiapkan satu buku dan ballpoint.Disuruhnya aku berpakaian Pramuka lengkap. Kemudian disuruh menghadap MUSPIKA, dan pejabat penting di tingkat kecamatan lainnya, agar bapak-bapak tersebut memberikan sekedar "catatan pesan" di bukuku tersebut selama aku mengikuti jambore nasional Alamaaaakkkkkkkk, efeknya sungguh rRruarrrr biasa! tak sekedar catatan yang kudapat, tapi juga uang saku!

Terima kasih bapak-bapak...............dan Bapakku!

jadi ikut bersepeda

SMA N Rembang. Semenjak kelas I aku selalu naik sepeda (biker) pergi-pulang ke sekolah. Banyak juga siswa kelas I lainnya yang juga bersepedaan. Begitu naik ke Kelas IIA1, banyak bikers yang menjadi teman satu kelas. Dan.....A1 adalah "best of the best"nya. Paling ramai adalah sewaktu pulang sekolah, karena semuanya pulang bersamaan. Kami bisa bercanda tawa sambil bersepeda kala pulang. Asik dan seru kalau dilihat orang.

Jadilah kami dan teman-teman di IIA1 menjadi "bintang dan biker". Tiap kami pulang, ramai bersepedaan, ramai bercanda dan menjadi pandangan orang.

Tetangga kost (kebetulan cewek) yang biasanya naik sepeda motor, eeee ikutan ganti bersepeda. Tak tanggung-tangung: sepeda adiknya yang dia pakai untuk berangkat ke SMA. Sekarang kalau berangkat ada teman!

Aku menangis


Pekerjaan memisahkanku dengan keluarga yang sangat aku cintai. Untungnya tiap tiga bulan, ada cuti selama dua minggu (R and R, Rest and Relaxation) bagi staf untuk kunjungan keluarga. Sebenarnya tiga minggupun belum cukup untuk melepas rindu dengan keluarga, apalagi cuman dua minggu!

Entah kenapa, awal-awal kedatanganku di rumah saat R&R, bawaanku marah-marah terus! Emosi tidak stabil. Suatu ketika anakku yang kedua (waktu itu umur 4 tahunan, belum punya adik), aku marahi. Gara-garanya sepele: mematikan komputer PC tanpa di"shut down", hanya dipejet saklar koneksi listriknya.

Menjelang sehari keberangkatanku balik ke tempat kerja, aku mendampingi dia main komputer lagi. Saat mengakhiri main komputernya, kali ini dia mematikan dengan cara men"shut down", sambil berkata "Bapak nggak marah lagi kan?".Aku trenyuh.......dan tak terasa jatuh air mataku.......lalu kudekap dia, sambil tak kuasa menahan haru. Ya Allah, tak bisakah engkau memanjangkan hari ini menjadi 'seminggu' lagi, agar aku masih bisa berkumpul dengan anak-anak tercintaku ini??????????

Selasa, 27 Oktober 2009

Pacet oh pacet!

Lamno, hutan dan gunungnya masih terhitung perawan. Dalam kegiatan keseharianku pada proyek pengadaan air bersih di 24 desa, mewajibkanku untuk hampir setiap minggu, naik ke bukit dimana sumber air berada. Ada tiga sumber airnya: Meudheun, Lambaro dan Buebuem di Teumareum.

Di balik kecantikan alamnya, Lamno memberiku kenangan yang tak kan mungkin kulupa: GIGITAN PACET! Setiap kali menaiki ketiga sumber air tersebut, hampir selalu aku dan teman-teman kena gigitan pacet. Untunglah sederhana cara melepaskannya, cukup dengan diberi air tembakau. Kebanyakan juga, tahu-tahu kakiku berdarah bekas gigitan pacet tersebut, karena begitu mereka kenyang darah akan melepaskan diri.

Yang membuatku takut dan merinding adalah pacet tersebut kadanag-kadang hadir di tempat tinggalku yang terbuat dari rumah knock down bantuan dari Palang Merah untuk tempat tinggal sementara bagi korban tsunami. Tak bisa kubayangkan seandainya pacet tersebut menggigitku dikala aku tidur, dan memilih di anggota badanku yang vital: MATA!

eh ada namaku

Walau aku ada di Aceh lima tehun terakhir ini, tapi namaku dicantumkan dalam sebuah laporan di


http://www.pmu-binamarga.com/upload/proyek_doc/1_RDSC-1 20MPR 20No. 2027 20- 20March 2009.pdf

Keberuntungan

Aku merasakan, keberuntungan selalu berada tak jauh dari diriku.

Sewaktu aku kelas 5 SD, ikut Jambore Nasional 1981, banyak peserta yang ingin mengikuti kegiatan kedirgantaraan. Alasannya: ingin merasakan naik pesawat terbang! Meski hanya naik sebuah Hercules. Salah satunya adalah aku. Karena pesertanya banyak sekali, diadakanlah seleksi. Caranya sederhana: semua peserta berbaris berhadap-hadapan, lalu diadakan "sut"(istilah jawa). Keberuntunganku: 5 (lima) kali "sut" aku menang terus! Jadilah aku naik pesawat pertama kalinya, walau hanya di pesawat hercules.

SIPENMARU, Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, aku juga merasa dikarunia keberuntungan. Aku lolos, walau aku merasa soal-soalnya sulit sekali. Lebih dari itu, karena aku tidak iktu Bimbingan Tes sama sekali, sementara teman-teman banyak yang mengikutinya. Sujud Syukur pertama kali-ku.....demi keberuntunganku ini.

Wonogiri....kota yang tak pernah aku singgahi. Aku nekad melangkahkan kaki demi mencari kekasih hati. Begitu turun dari bus antar kota yang aku tumpangi, aku bertanya pada penghuni sebuah rumah, menanyakan tempat tinggal sang kekasih hati. Dasar keberuntunganku: penghuni rumah menjawab "Rumahnya ada di belakang rumah ini!"

Bea siswa Ikatan Dinas

Menginjak tahun ketiga kuliahku, ada pengumuman seleksi bea siswa ikatan dinas dari suatu perusahaan. IP-ku sebagai prasyarat masih masuk dalam batas bawah, aku berhak untuk turut mencoba. Setelah beberapa kali proses seleksi, aku akhirnya dinyatakan diterima. Alhamdulillah ya Allah, aku telah Kau karuniai keberuntungan.

Kiriman bulanan dari ORTU, langsung aku stop. Betapa keras perjuangan kedua ORTU-ku untuk membiayaiku dan saudara-saudaraku. Bapak yang hanya seorang guru SD, tak akan cukup kalau mengandalkan gaji. Ibuku (orang yang paling baik sedunia) membantu dengan jalan membuat kue kering untuk dititipkan kepada penjual di sekolah belakang rumah.

Aku turut berprihatin dengan cara indekost, tapi masak sendiri. Cukup masak nasi, sayur dan lauknya beli. Ke kampus jalan kaki dan pakai sepeda sekali-kali. Jika aku pulang mudik ke rumah Sedan, Ibuku selalu membawakanku lauk kering, yang tahan berhari-hari, agar aku bisa menghemat dan tak usah beli.

Bea siswa, sungguh sangat berarti. Andai aku tak mendapatkannya, mungkin aku tak jadi seperti ini..............

Pertemuan setelah penolakan #2

Pekerjaan baru, membawaku ke kota Bandung. Kurang lebih 3 (bulan) bekerja di perusahaan ini, terjadi pergantian di pucuk pimpinan, Direksi. Salah satu Direksi baru adalah dulunya Manajer SDM yang menolakku menjadi pegawai di perusahaan yang telah memberiku Ikatan Dinas.

Pada Suatu hari, aku dianggil oleh Kepala Cabangku, menanyakan bahwasanya Direktur baru itu rasanya pernah mengenalku, tapi entah dimana. Lalu kuceritakan semua cerita kelabuku tersebut kepada Kepala Cabang, apa adanya!

Dan pada suatu kesempatan, ketika aku bertemu langsung dengan Direktur baru tersebut, aku mengaku juga perihal masa laluku.

Pertemuan setelah penolakan #1

Aku ingat betul prosesnya! Setelah lulus sarjana, aku melaporkan diri kepada perusahaan yang telah memberiku ikatan dinas selama dua tahun lebih. Mungkin aku akan putus kuliah di tengah jalan seandainya tanpa bea siswa ikatan dinas ini. Karena laporan pertama via surat tidak tertanggapi, aku terpaksa Setor wajah ke kantor pusat, waktu itu akhir tahun 1993. Setelah beberapa kali mendatangi kantor akhirnya aku bertemu dengan Manajer SDM-nya. Keputusannya jelas: mulai Januari 1994, aku harus masuk di Biro Operasi. Setelah mencari tempat kos, aku balik pulang ke Sedan, Rembang terlebih dulu.

Setelah beberapa hari di rumah, aku kaget bukan kepalang: ada surat dari perusahaan tersebut yang memintaku melakukan tes rekrutmen di Jakarta. Wah ini salah besar pikirku, karena aku telahmendapatkankepastian dari sang manajer SDM-nya langsung! Aku akan tetap pegang omongannya, untuk berangkat di awal tahun depan.

Tahun baru 1994, aku semalaman di bus menuju kota Jakarta untuk mulai mengukir perjalanan hidupku. Esok paginya, pertama kali aku ngantor di perusahaan. Eeee tak tahunya aku disuruh ikut tes lagi. Dan.....hasilnya: aku dinyatakan tidak cocok untuk bekerja di perusahaan tersebut. Ya sudah, toh aku sudah diberi bea siswa selama lebih dari 2 (dua) tahun. Akupun sangat berterima kasih telah dibantu menyelesaikan kuliahku. Aku harus memulai lagi, mencari pekerjaan sebagai pengganti..........

Senin, 26 Oktober 2009

aSEPpE tidak aDA


Sejak kecil aku sudah terbiasa naik sepeda. Mulai dari SD, SMP, SMA, kulias S1, S2, sampai saat bekerja sekarang ini. Sayangnya sepeda ksayanganku hilang dicuri saat ku masih SD. Kenangan di SMP, aku kecelakaan naik sepeda dengan menabrak tebok sampai "garpu' sepedaku bengkok. Paling parah dan menyakitkan adalah sewaktu aku masih di SMA. Saat liburan semesteran tiba, aku pulang dari Rembang menuju ke C2N dengan naik sepeda. Jarak yang harus kutempuh kurang lebih 30 KM, sendirian.

Waktu itu kondisi jalan masih jelek, banyak lubang di sana sini. Sat tba di puncak tanjakan yang berbelok, aku ditabrak sepeda motor dari belakang. Mungkin untuk menghindari lubang, sepeda motor tersebut mengorbankanku dengan cara menabrak. Yang mengejutkan: pengemudinya adalah temanku sewaktu SMP. Sepedaku rusak parah, tak bisa kukayuh kembali. Temanku berjanji akan kembali menjemputku, setelah dia terlebih dulu memperbaiki sepeda motornya yang hanya menderita kerusakan kecil..........Kusempatkan tuk menunggunya. Lamaaaaaaaaaa tiada muncul, terpaksa aku panggul sepedaku sambil jalan mencari tempar reparasi. Di tengah jalan, beruntung ada orang yang berbaik hati memboncengkanku, sambil tetap kupanggul sepeda, sampai di tempat reparasi.

Akhirnya, setelah menunggu beberapa lama, aku dapat meneruskan perjalananku untuk pulang ke rumah. Sampai sekarang ku tak pernah lagi bertemu dengan teman yang telah menabrak dan meninggalkanku tersebut. Andai bertemu..........?

Isteriku.......


Betapa jahatnya aku, membiarkanmu merawat anak-anakku sendirian selalu. Sementara aku? Hampir tidak pernah menemani mereka melewati waktu demi waktu. Begitu tulus pengorbananmu untuk anak-anaku.

Maafkan aku ....!

Penginnya aku kerja tidak jauh-jauh darimu. Agar bisa berbagi waktu dengan anak-anakku, anak-anak kita. Tahun pertama ku meninggalkanmu, di Surabaya, lalu di Ujung Pandang, Saat itu kau melahirkan anak pertamaku, tanpa ku mendampingimu. Anak keduaku, aku tengah di Madiun-Maospati, pun tak bisa menemanimu. Apalagi putera ketigaku, aku masih di Lamno, tak mungkin juga mendampingimu. Kesendirianmu.....masih juga di ini waktu!

Sehingga........
tiada alasan ku mengkhianatimu,
tiada alasan untuk tidak selalu membahagiakanmu!

engkau bukan yang pertama, tapi pasti yang terakhir........
di cintamu, kutemui arti hidupku,,,,,,,,,,

minimal tidak mengganggu, syukur bisa memperindah, apalagi kalau bermanfaat


Di dunia tidak ada orang yang sebaik hati selain almarhumah IBUKU. Masih teringat di benakku, setiap kali panen buah di halaman, dikelompok-kelompokkannya buah tersebut untuk dibagi-bagikan kepada tetangga. Demikian pula sayur di kebun, kalau ada tetangga yang lewat, ditawarinya untuk memetik. Pernah suatu ketika, aku punya tas, yang sebenarnya aku masih memerlukannya, eeee diberikannya kepada kerabat.

Berpijak dari perilaku ibu, aku, sang putera ibu, akan selalu berusaha dimanapun juga untuk tidak mengganggu kepada orang di kiri-kananku. Apalagi jika keberadaanku bisa memperindah suasana bahkan membawa guna bagi mereka. Aku berusaha untuk itu!

Ibu, satu penyesalanku, saat itu aku hendak balik merantau, Engkau bekali aku, namun entah mengapa ketika itu aku tak mau. Dan mulai detik itu......aku tak lagi bisa menyaksikan kebaikanmu. Aku tak keburu untuk menyaksikanmu kembalike hadapan Rabb-Mu. Maafkan daku Buu..........

Dont put a monkey on your shoulder


Maksud hati menolong teman, curiga sang juragan karena penilaian........

Secara rutin, setiap enam bulan adalah saatnya untuk pengisian performance evaluation. Jatahku, kunilai: ada yang jelek dan ada yang baik. Saat maju ke penilaian juragan, dia berkomentar terhadap salah satu yang menurutku baik. Komentarnya: "Why you put a monkey on your shoulder, Susilo?".

Penilaianku terhadap dia, sebenarnya masihbisa menjadi baik, asal dengan pengarahan dan ketelatenan. Emosinya labil, terlalu banyak masalah yang dihadapinya. Alhamdulillah, selama dia denganku, emosinya terkendali, prestasinya meningkat. Beberapa saat kemudian aku terpaksa meninggalkannya, karena medapatkan penugasan di tempat yang berbeda.

Selang beberapa lama, betapa tekejutku mendengar berita: DIA DI-PHK!

Minggu, 25 Oktober 2009

Satu setengah tahun di Lamno

Mendampingi LSM nasional dalam implementasi program pengadaan air bersih, memberiku banyak pengalaman: engineering, capacity building dan human chemistry touching.

Sehari-hari tinggal di temporary shelter, di desa Gle Putoh, desa yang kami layani sejumlah 24 desa, dengan 3 (tiga) sumber air. Sumber pertama di desa Meudhen, untuk melayani Meudhen, Sapek, Jambo Masi, Krueng Tunong, Ujong Seudhen, Kampong Baru, Panton Makmur, Meulintheng, Gle Jong, Nusa, Rumpet, Darat, Meukhan, Meunasah Tutong, Meunasah Tengoh, Meunasah Rayeuk, Babah Dua, Alue Mi, dan Ujong Muloh. Sumber kedua di Gle Putoh, untuk Gle Putoh, Lamtui dan Lambaro. Sumber ketiga di Teumareum, untuk Teumareum dan Kuala.

Adat istiadat dan budaya setempat wajib untuk selalu diberi hormat. Di Lamno, jangan: bekerja di hari Jumat, hari Rabu di akhir bulan, bercelana pendek, memberi salam dengan mengangkat tangan sebelah kiri dan..................menjulurkan kaki di depan orang saat duduk lesehan!

Kalau hendak bekerja di Lamno, bawa asisten (sopir) orang setempat, supaya AMAN TERKENDALI.

Buka Usaha, Masalah#2


Permasalahan rasanya selalu muncul terus. Beres satu muncul kedua, ketiga dan seterusnya. Tuhan sudah mengatur segalanya, dikasihnya kita masalah, agar kita menjadi: sabar, tabah, ulet dan tidak pantang menyerah.

Pemasangan listrik sudah kelar, sekarang waktunya pasang alat dan aksesoriesnya, kemudian dilanjutkan dengan mencobanya. Pada titik ini, aku sudah sangat senang bukan kepalang. Terlintas di benakku segala keindahan atas mimpi-mimpi yang selama ini mengiringiku.

Begitu mau dinyalakan, eeeeeeeeee voltase tidak kuat. Masalah lagi! Tapi masih bisa diatasi dengan pengadaan stabilizer. Beli lagi! Waduhhhhh modal cekakku terkuras habis. tapi apa mau dikata, sekali melangkah pantang surut ke belakang.

Stabilizer dah oke, tinggal nyoba alatnya. Ada saja! Interfacenya tidak jalan. Yaa ......terpaksa nunggu dan masih harus bersabar lagi: sampai sekarang!

Buka Usaha, Masalah #1

Setelah merasakan sebagai kuli di salah satu BUMN beberapa lama, merasakan ketidakenakan sebagai bawahan: pindah kesana kemari, dimaki karena emang salah ataupun karena berbeda pandanan dengan atasan; pada saat itu terlintas di benakku untuk membuka usaha sendiri. Lebih baik menjadi seorang raja kecil daripada menjadi seorang MENTERI DI NEGARA BESAR!

Alhamdulillah kepulanganku dari Aceh setelah bergabung dari sebuah NGO, mendapatkan pesangon yang lumayan, bisa untuk modal usaha. Aku mendapatkan dukungan pula dari adik kandungku, yang kebetulan juga mengalami hal yang sama sepertiku: PHK.

Setelah persiapan secukupnya, jadilah! Kebetulan juga, tetanggaku ada yang baru membangun 3 (tiga) buah toko. Aku minta untuk kusewa, diberikan. Kayaknya lancar nih, pikirku dalam hati. Tetapi ternyata tidak! Hidup adalah penghadapan pada masalah, yang dengannya Tuhan menjadikan kita: sabar, ulet, tahan banting....dan tak kenal meyerah.

Masalah pertama: alat! Alat yang baru tidak ada, kalaupun ada harganya sanga-sangat tidak terjangkau olehku. Penyelesaiannya: alat lama dengan rekondisi. Alhadulillah, semoga tidak bermasalah ke depannya.

Masalah kedua: Listrik! Pihak penyedia bilang: masuk waiting list dulu! Waiting list selesai: dibilangin nunggu PILPRES selesai! PILPRES selesai, gantian: ada pergantian manajemen. Lalu alasan: trafo terdekat tidak kuat. Setelah hampir tiga bulan kujalani, akhirnya terpasang juga

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...