Jangan terburu-buru dalam membeli oleh-oleh di tanah suci, teliti terlebih dulu barang tersebut, karena ada beberapa barang yang ternyata berasal dari tanah air, dikirim ke tanah suci, untuk kemudian dijual bagi para jamaah haji dari seluruh penjuru dunia.
Saya tidak sengaja menemukan fakta tersebut, ketika setibanya di tanah air, berkesempatan berjalan-jalan di Martapura, Kalimantan Selatan. Barang-barang yang banyak dibeli oleh jamaah haji sewaktu di tanah suci, saya temukan di pertokoan di Martapura ini. Peci, baju gamis, minyak wangi dan pernik-pernik tasbih. Kata sang pedagang tersebut banyak barang-barang yang dibuat di Kalimantan (Selatan) terus dikirim ke Tanah Suci. Seperti tasbih, katanya, ada yang bahannya memang dari luar (kayu kokka) diolah di Kalimantan, setelah jadi baru kemudian dikirim kembali ke tanah suci.
Memang, saat saya belanja di Martapura, barang-barang tersebut: seperti tasbih, banyak dijual dengan mutu yang sangat bagus. Rasanya memang masuk akal, kalau tasbih tersebut memang produk dari Kalimantan, diekspor ke Arab Saudi, dan dijual kembali bagi para jamaah haji, termasuk jamaah haji dari Indonesia sendiri.
Jadi, teliti sebelum membeli kalau tidak mau merugi!
Saya lahir di Sedan (C2N), Kab Rembang, Jawa Tengah. Sekolah dari SD hingga SMP di Sedan, SMA di Rembang kemudian lanjut kuliah di Jogja. Setelah bekerja, awalnya di Konsultan, pindah LSM dan pindah lagi di Kontraktor, proyekan. Sebagai orang proyek, otomatis sering berkembara dari satu kota ke kota lainnya. Blog ini adalah sarana menyimpan memori setiap bentuk kenikmatan yang selalu saya terima selama pengembaraan tersebut.
Minggu, 17 Juni 2012
Sabtu, 16 Juni 2012
Potret Buram di jalur PANTURA
Rasanya lain, ketika biasanya kita menggunakan mobil penumpang dalam perjalanan jauh berganti dengan naik mobil barang.
Pertama-tama dalam hal kenyamanan, tentu saja naik mobil barang kurang nyaman. Hal yang biasa, sangat lumrah!
Hal berikutnya adalah: Serasa sebagai santapan enak bagi aparat penguasa jalanan. Naik mobil barang, kita berkewajiban masuk ke stasiun penimbangan kendaraan. Namanya juga sedang dalam perjalanan, mesti kita mengejar waktu. Untuk praktis biasanya pengemudi memilih praktek salam tempel kepada petugas: lewat, lipat uang, salam tempel, lanjutkan kendaraan........
Kemudian di saat perjalanan, akan banyak petugas yang memelototi kita dan menyuruh kita berhenti: sekalipun muatan kita "tidak seberapa". Ada yang menanyakan surat KIR, Pening, Pengecatan Nomor Kir, dan ada juga yang menanyakan Surat Ijin ....apa gitu saya lupa.....Petugas menunjukkan contoh surat tersebut, tapi anehnya yang ditunjukkan adalah Surat dari luar daerahnya tempat dia bekerja. Tidak kalah canggihnya, untuk menakut-nakuti sang sopir mereka juga melengkapi Kertas Sakti yang berisikan nilai denda-denda atas pasal-pasal yang dilanggar sang sopir!!! Yang mengagumkan, Petugas tersebut masih muda-muda lagi.......
Aku membayangkan, bagaimana penderitaan sang sopir yang muatannya berlebih, atau surat/dokumennya tidak lengkap, jadi apa mereka......?
Pertama-tama dalam hal kenyamanan, tentu saja naik mobil barang kurang nyaman. Hal yang biasa, sangat lumrah!
Hal berikutnya adalah: Serasa sebagai santapan enak bagi aparat penguasa jalanan. Naik mobil barang, kita berkewajiban masuk ke stasiun penimbangan kendaraan. Namanya juga sedang dalam perjalanan, mesti kita mengejar waktu. Untuk praktis biasanya pengemudi memilih praktek salam tempel kepada petugas: lewat, lipat uang, salam tempel, lanjutkan kendaraan........
Kemudian di saat perjalanan, akan banyak petugas yang memelototi kita dan menyuruh kita berhenti: sekalipun muatan kita "tidak seberapa". Ada yang menanyakan surat KIR, Pening, Pengecatan Nomor Kir, dan ada juga yang menanyakan Surat Ijin ....apa gitu saya lupa.....Petugas menunjukkan contoh surat tersebut, tapi anehnya yang ditunjukkan adalah Surat dari luar daerahnya tempat dia bekerja. Tidak kalah canggihnya, untuk menakut-nakuti sang sopir mereka juga melengkapi Kertas Sakti yang berisikan nilai denda-denda atas pasal-pasal yang dilanggar sang sopir!!! Yang mengagumkan, Petugas tersebut masih muda-muda lagi.......
Aku membayangkan, bagaimana penderitaan sang sopir yang muatannya berlebih, atau surat/dokumennya tidak lengkap, jadi apa mereka......?
Langganan:
Postingan (Atom)
gara-gara akik
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Perjalanan hidup kali ini membawaku ke Kota Muara Teweh, Ibukota Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah, kira-kira 10 jam perjal...
-
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Jaman Aku kecil dulu............. 1. Petik buah di halaman, terus bagi ke tetangga kiri dan kanan 2. Buang bangkai dengan cara mengubur di...