Seringkali saat kita berkendara, entah itu naik sepeda motor, atau mobil, umum ataupun pribadi, di tengah perjalanan tiba-tiba kita distop, atau setidaknya diminta untuk mengurangi kecepatan oleh sekelompok orang sekedar untuk dimintai sumbangan uang, entah itu saat ada genangan air, jalan berlobang, perbaikan ataupun pembangunan jalan/jembatan, sumbangan bencana alam bahkan mungkin pembangunan tempat ibadah.
Untuk pembangunan tempat ibadah khususnya masjid, tampaknya sudah menjadi hal yang lumrah, kalau kebetulan lokasi masjid terletak di pingir jalan raya, kemudian Panitia Pembangunan lantas "menghadang" arus lalu lintas untuk sekedar meminta bantuan, mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid tersebut. Sejauh ini, MUI tidak/ belum mengeluarkan fatwa mengenai kegiatan tersebut.
Sebagai orang awam, saya merasakan ada suatu "keanehan" dalam kegiatan tersebut. Seingat saya, Nabi besar Muhammad SAW, sewaktu ada pembangunan masjid, beliau turun tangan sendiri, ikut mengangkat batu, terjun langsung dalam proses pembangunannya. Saya yakin, seandainya waktu itu Nabi Muhammad SAW, minta bantuan uang "door to door", dengan mudahnya uang akan terkumpul sangat banyak. Namun seperti yang kita ketahui, hal tersebut tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Kenapa beliau tidak melakukanya, karena pasti dengan suatu alasan yang sangat kuat.
Sekarang.....? Sebagian orang lebih memilih untuk duduk-duduk di atas kursi, di pinggir jalan membawa kantong uang dan menyetop kendaraan lalu meminta uang! Mengapa harus dengan cara begini? Tidakkah kita berpikir bahwa sebagian pengguna jalan adalah umat non muslim, yang berburu waktu dan tidak mau kehilangan sedikitpun waktunya dalam berkendara?
Saya lahir di Sedan (C2N), Kab Rembang, Jawa Tengah. Sekolah dari SD hingga SMP di Sedan, SMA di Rembang kemudian lanjut kuliah di Jogja. Setelah bekerja, awalnya di Konsultan, pindah LSM dan pindah lagi di Kontraktor, proyekan. Sebagai orang proyek, otomatis sering berkembara dari satu kota ke kota lainnya. Blog ini adalah sarana menyimpan memori setiap bentuk kenikmatan yang selalu saya terima selama pengembaraan tersebut.
Sabtu, 14 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
gara-gara akik
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Perjalanan hidup kali ini membawaku ke Kota Muara Teweh, Ibukota Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah, kira-kira 10 jam perjal...
-
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Jaman Aku kecil dulu............. 1. Petik buah di halaman, terus bagi ke tetangga kiri dan kanan 2. Buang bangkai dengan cara mengubur di...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar