Menyiapkan kondisi sosial sebuah proyek; sebuah tugas berat. Salah bicara sedikit ke warga, kacaulah pelaksanaannya. Pertama kali kami datangi adalah Kepala Desa. Walau sebenarnya yang berkepentingan adalah cuma Bapak Kepala Desa, tetapi ternyata ada beberapa perangkatnya yang nebeng. Ada maunya, tentu!
Setelah menyampaikan kepentingan, mohon bantuan untuk kelancaran proyek kami, maka meluncurlah berbagai titipan dari mereka. Mulai dari pekerja, bantuan kas desa dan suplier material yang harus dari warga desa. Juga informasi dari mereka: adanya LSM dan ORMAS yang nantinya hendak ikut berperan, dan "riak-riak" kecil yang pasti akan terjadi saat proyek berlangsung karena alasan debu atau bising.
Berikutnya, adalah POLSEK, unsur dari MUSPIKA. Dengan kepentingan yang sama, kami datangi. Informasi yang hampir sama juga kami dapatkan: LSM, ORMAS dan "riak-riak kecil". Dua unsur MUSPIKA berikutnya, belum sempat kami datangi, karena keterbatasan waktu.
Setelah itu, Tim lapangan kami datangkan untuk memulai: pelaksanaan proyek. Benar juga informasi-informasi tersebut. Tim kami, hampir tiap waktu mendapatkan kunjungan dan SMS, dari anggota LSM, anggota ORMAS, oknum pejabat pengamanan, meminta koordinasi tetapi ujung-ujungnya sebenarnya adalah permintaan dana. Walau Tim kami sudah menjelaskan, bahwa kita sudah berkoordinasi dengan perangkat desa dan kecamatan, tetap saja kunjungan dan SMS selalu kami alami dan terima: setiap hari, lebih dari sekali.
Di kesempatan berikutnya, dengan tim yang lebih komplit, dengan ditambah seorang aparat yang lebih "mentereng", kami datang ke lokasi untuk berkoordinasi: LSM, ORMAS, dan aparat keamanan. Sedikit panjang negosiasi, akhirnya tercapailah "kebijaksanaan" dari perusahaan: ada dana untuk mereka. Meski mereka meminta agar dibayar segera, kami bersikukuh tidak bisa, karena kami belum mendapatkan dana dari pemberi kerja.
Dan.....benar, setelah rapat koordinasi tersebut, kunjungan dan SMS tidak ada yang kami terima. Yang masih ada, yaitu "riak-riak kecil" lainnya, yang sanggup kami hadapi.
Sisi lainnya? Masih ada! Urusan administrasi proyek dengan pemberi kerja. Hampir di setiap pintu dan loket untuk pengurusan administrasi, diperlukan "password". Kalau tidak ada, akibatnya jangan ditanya! Pasti menunggu lama dan sangat lama...........Ketika itu, salah seorang teman akan mengurus administrasi (surat) perijinan ke pihak owner (sebuah perusahaan perminyakan), menemui seorang staf. Setelah berkas diserahkan, staf tersebut mengatakan: jadinya "nanti" ya, karena Bos baru ada tamu. "Nanti kapan?" teman saya balik bertanya. "Ya nanti, karena Bos masih ada tamu", jawab staf tak kalah sengitnya.Beberapa saat kemudian, setelah teman saya memberikan "password". Staf tersebut menjawab," Nanti jam 3 hubungi saya ya!".
Saya lahir di Sedan (C2N), Kab Rembang, Jawa Tengah. Sekolah dari SD hingga SMP di Sedan, SMA di Rembang kemudian lanjut kuliah di Jogja. Setelah bekerja, awalnya di Konsultan, pindah LSM dan pindah lagi di Kontraktor, proyekan. Sebagai orang proyek, otomatis sering berkembara dari satu kota ke kota lainnya. Blog ini adalah sarana menyimpan memori setiap bentuk kenikmatan yang selalu saya terima selama pengembaraan tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
gara-gara akik
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Perjalanan hidup kali ini membawaku ke Kota Muara Teweh, Ibukota Kabupaten Barito Utara, Propinsi Kalimantan Tengah, kira-kira 10 jam perjal...
-
Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...
-
Jaman Aku kecil dulu............. 1. Petik buah di halaman, terus bagi ke tetangga kiri dan kanan 2. Buang bangkai dengan cara mengubur di...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar