Senin, 20 April 2009

PILEG yang membuat pilek

Kita sudah belajar dari sejarah: bahwa kita tidak pernah dapat belajar dari sejarah! 1. Pilpres kemarin dg lawan yang sama kalah, eeeee masih mau maju lagi. 2. PILLEG kemarin amburadul TI-nya, sekarang apalagi! 3. PARPOL kalah, Pengurusnya saling menyalahkan

Sabtu, 18 April 2009

aku masih belum ada apa-apanya

Menjumpai teman sewaktu SMA, dulunya dia anak nakal sampai menjelang lulus arsiteknya. Mendadak berubah 180 derajat, cara hidup dan pandanganya.

Dia sempatkan untuk berdakwah 1,5 bulan di atara 12 bulan setiap tahunnya. Dia tinggalkan anak dan istrinya, bekal uang dari sebagian harta perolehan mata pencahariannya, untuk pergi ke suatu daerah, menyebarkan dakwah demi agamanya.

Kesederhanaan hidupnya, membawanya tiada beban dalam menatap kerasnya kehidupan, karena setiap insan sudah diatur kadarnya dari sang Tuhan, tinggal kita yang harus tetap mengusahakan.

Sedangkan aku...? Tidak ada apa-apanya...........

Minggu, 12 April 2009

Best than better


I hope better my third child will be a daughter, but Allah SWT give me the BEST; all of my three children are sons.

Sabtu, 11 April 2009

koq bisa ya,,,?

Koq bisa ya...? Selama hampir 4 tahun saya tinggal di Aceh, tapi nama saya (ataukah nama orang lain yang kebetulan sama) muncul di laporan ini:

http://pmu-binamarga.com/upload/proyek_doc/1_RDSC-1 MPR No. 22 - October 2008.pdf

Consultancy Services
For Regional Design and Supervision Consultants
(RDSC) Team-1 Second Eastern Indonesia Region Transport Project
(EIRTP-2) Under IBRD Loan No.4744-IND

Monthly Progress Report
No. 22 / October 2008

Pusing.......?? #4$&@@@@...?///#$%

Kamis, 09 April 2009

menginjak bumi Teuku Umar



Setelah melayang-layang selama 1 jam dalam pesawat SMAC, akhirnya aku mendarat di Bandara Cut Nyak Dien, Meulaboh, Aceh Barat. Disambut seorang driver ( Halo pak Husein..!), aku diantar keliling dulu melihat kehancuran kota Meulaboh, aku ditunjukkan bagaimana kehancuran di sekeliling Masjid Suak Indrapuri.

Inilah pertama kali aku di Bumi Nangroe, pertama kali gabung NGO. Karena keterbatasan Guest House, aku ditempatkan sementara di Hotel Meuligo, satu-satunya hotel di Meulaboh yang selamat.

Sepanjang jalan. keadaaan masih semrawut, sebagian sampah masih belum dibersihkan, puing-puing rumah masih kelihatan. Hati merinding juga jadinya....Kuasa Allah tiada yang dapat menandinginya; dalam sekejap saja kejadian tersebut!

Rabu, 08 April 2009

Perlu strategi yang pas


Ketika akan melaksanakan pembangunan sarana air bersih di Lamno (Kec. Jaya), di suatu desa, kami mendapatkan berbagai kesulitan, mulai dari ketidakpercayaan masyarakat, ketidaksediaan untuk menyediakan lokasi, permintaan "sumbangan", dan lain-lainnya.

Namun begitu kelihatan tanda-tanda keberhasilan, masyarakat menjadi sangat antusias, dan masih juga tetap menimbulkan masalah yang baru: menyalahkan penempatan lokasi bangunan, meski sebenarnya mereka sendiri yang menentukan lokasi tersebut.

Cara memberikan Bantuan, pengalokasian waktu, ketercukupan sumber daya, ketepatan strategi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan berbasis masyarkat.

semoga sekali saja terjadi


Banda aceh, semrawut lalu lintasnya, aku menjadi salah satu korbannya. Pagi-pagi ketika jogging (tapi pas kejadian aku lagi jalan kaki), mendadak, guuuuueeeedebbbbruuuggggggggggggg!!! Aku terjatuh ke depan, aku kaget bukan kepalang. Gak ada hujan, gak ada badai kok tiba-tiba aku terjatuh. Apalagi aku juga di sisi kiri jalan. Aku baru tersadar kalau aku itu terjatuh karena tertabarak becak motor, ketika ada seseorang menanyai lukaku dan menawarkan untuk mengantar ke rumah sakit. Seseorang tersebut ternyata adalah si abang becak yang menabrakku!

Setelah aku teliti luka-lukaku, ternyata cukup ringan, aku tolak tawaran untuk diantar ke rumah sakit. Dan aku minta kepada orang tersebut untuk lebih berhati-hati lagi. Masak orang jalan kaki, di sebelah kiri, ditabrak dari belakang!!! Yach.....emang nasib lagi apes.

Selasa, 07 April 2009

Salah sangka ttg Medan


..lucu...! Jangan sekali-sekali berburuk sangka, SU'UDZON!

Pertama kali itulah aku ke Medan, dalam rangka wawancara. Aku mendapatkan image yang salah ttg kota Medan dan orang Bataknya. Sumbernya bermacam-macam; cerita-cerita konyol teman-teman, anekdot-anekdot, sinetron tv dll.

Di benakku, kota Medan dg orang Bataknya adalah sebuah kota yang keras, kasar dan banyak kejahatan!!! Alhamdulillah, begitu mendarat di Polonia, aku mendapatkan jemputan dari seorang Batak yang sangat jauh dari image di kepalaku. Demikian juga sewaktu aku mengitari kota Medan, ternyata aku mendapati sebuah kota yang jauh lebih akrab daripada kota Jakarta.

Permulaan itu....


Pada awalnya adalah karena keterlambatan pengiriman gaji. Aku mengirimkan surat pertanyaan kepada direksi, ee malahan Kepala Cabangku yang ditegur; katanya gak bisa ngarahin anak buah. Manajemen macam apa itu, pikirku.

Karena ketika itu di Surabaya aku indekos di Semolowaru, sementara keluarga tinggal di Rembang, mana mungkin aku ngutang untuk mbayar kost dengan alasan gaji belum ada. Ya gak mungkin lah....!! Aku harus mencari lowongan kerja lagi !!!

Mungkin sudah nasibku, beberapa bulan kemudian aku mendapatkan panggilan utk wawancara di Medan. Bayangkan Medan - Surabaya, sebuah jarak yang tidak begitu dekat, sementara cash in hand tidak ada! Tetapi, beruntunglah aku, karena akau punya satu (saja!) kartu kredit. TInggal gesek, beres! Karena nanti dapat penggantian dari yang mewawancaraiku.

Singkat kata, Alhamdulillah, aku diterima! Di Pertengahan Mei 2005 itulah, aku mulai menempuh jalan kehidupanku yang baru, di belantara Aceh, tepatnya: Meulaboh, Aceh Barat.

Pulang kampung


Sungguh sangat bahagia rasanya. bisa benar-benar pulang kampung, setelah hampir 4 tahun lamanya mengelana di Naggroe Aceh Darussalam dengan meninggalkan keluarga di Sedan, Rembang, Jawa Tengah. Penantian yang sangat panjang rasanya.

Dua setengah tahun pertama di Meulaboh, Aceh Barat, 1,5 tahun berikutnya di Lamno, Aceh Jaya, dan Banda Aceh. Dari Infrastruktur ke shelter, terus ke Watsan. Suka dan duka tersimpan ke dalam memori. Persahabatan dari lintas bangsa, agama dan suku. Keakraban dan kekompakan yang murni, yang baru aku temui selama aku bekerja.

Satu pelajaran yang bisa dipetik adalah: pengorbanan itu membutuhkan kesabaran. Pengorbanan meninggalkan anak istri, handai tolan, teman dekat, dan kampung halaman.

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...