Rabu, 22 Februari 2012

"Bapak Jamaah baru ya...?"

Pertanyaan yang ditujukan kepadaku tersebut serasa sebagai sebuah tamparan yang mengenai mukaku! Betapa tidak, sebenarnya aku sudah 'tinggal' di Loktabat Selatan ini hampir dua tahun lamanya, tapi kenapa aku dianggap 'baru'? Pertanyaan tersebut dikemukakan seorang jamaah Masjid Miftahul Khoiriyah, Jalan Sidodadi 1, Loktabat Selatan, Banjarbaru, Kalsel, ketika aku usai menunaikan sholat tahiyatul masjid. Sebuah pertanyaan, yang mempunyai hikmah;
1. Saya jarang dilihatnya hadir berjamaah di masjid tersebut,
2. Saya jarang dilihatnya di kehidupan sehari-harinya, meskipun sesungguhnya aku bertetangga dengannya.

"Bapak jamaah baru ya...?", langsung aku jawab dengan kalimat yang menjelaskan keadaan yang sebenarnya; bahwasanya aku sudah tinggal di Loktabat Selatan sudah hampir dua tahun ini dan baru beberapa bulan ini aku aktif berjamaah. Astaghfirullah......ini sebenarnya sebuah sistem yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, dengan berjamaah kita akan saling kenal dengan sekitar kita, tidak ada saling curiga karena keterasingan satu dengan yang lainnya, dan di tingkat masyarakat kita akan dapat mengontrol warga yang tidak kita kenal di sekitar kita. Selama ini aku terlena dengan kehidupan dunia, sehingga alpa dalam berjamaah menghadap Allah SWT.

Kehidupan modern, membuat kita menjadi asing dengan tetangga rumah, tempat keseharian kita. Hanya akrab dengan rekan kerja, yang sebenarnya keakraban berdasarkan kepentingan jangka pendek semata. Tuntutan mencari nafkah telah menjual diri kita tercerabut dari masyarakat "tetangga" kita; ada yang jauh-jauh merantau ke luar negeri, ke luar pulau, ke luar kota, meninggalkan keluarga dimana masyarakat "tetangga" yang sebenarnya menjaga mereka selama kita tidak ada di rumah.

Tidak ada komentar:

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...