Rabu, 01 Februari 2012

Pasar Tradisional Nakkassah

Di luar dugaan saya, ternyata di belakang maktab saya adalah pasar tradisional, yang menyediakan segala kebutuhan sehari-hari: sembako, sayur, ikan: segar maupun asin, daging: dari kikil sampai jerohan, buah-buahan dan toko-toko yang menjual pakaian dan karpet (termasuk sajadah). Bahkan banyak juga yang berjualan sirih pinang! Dua hari atau tiga kali sehari saya menemani istri berbelanja untuk kebutuhan regu. Pedagangnya kebanyakan sudah bisa bahasa Indonesia untuk keperluan berhitung: barang dagangan maupun uang. Seperti layaknya pasar tradisional di Jawa, kita harus pintar menawar. Jangan takut kalau kita menawarnya terlalu rendah, biasanya sang pedagang akan bilang, " Bakhil, bakhil....". naikkan sedikit harganya, maka sang pedagang akan menjadi berkompromi dengan kita.
Yang sedikit berbeda dengan pasar di tanah air adalah: para pedagangnya seluruhnya adalah pria! Kalau pembeli masih banya yang wanita, karena kebetulan musim haji sehingga jamaah haji dari Indonesia yang kebanyakan berbelanja adalah perempuannya.

Tidak ada komentar:

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...