Minggu, 01 November 2009

mengalir tapi tak hanyut


Pertama kali bergabung dengan yang namanya NGO ya di kota Meulaboh, Aceh Barat ini. Penampilan tidak penting, kejujuran dan pengabdian pada kemanusaiaanlah yang mejadi kunci. Pada saat itu adalah awal-awal jabatan Pak Susilo Bambang Yudhoyono memangku jabatannya yang pertama. Baru sekitar dua bulan, Aceh dilanda gempa dan tsunami.

Jadilah aku sebagai seorang tenaga kemanusiaan, di pesisir barat Aceh, Kabupaten Aceh Barat. Tiap kali datang di desa, orang-orang selalu memanggilku SBY, karena pada saat perkenalan aku memperkenalkan diriku sebagai "Susilo". Wah perlu akal nih, untuk mengakomodir memori orang desa ini. Akhirnya ketemu: "B"nya aku ganti dengan "Bukan", tidak lagi "B"nya sebagai"Bambang". Aku juga sedikit membetulkan singkatannya "eSBeYe" menjadi "eSBuYe", supaya kepanjangannya Susilo Bukan Yudoyono!.

Di tingkat Desa, kita harus bisa menempatkan diri kita, membiarkan diri kita mengalir seperti air. Kita akan sulit menentang aliran, lebih mudah mengikutinya sambil sesekali mengarahkan gerakan badan kita agar tidak 100% menjadi "terhanyut" di air.

Tidak ada komentar:

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...