Rabu, 11 November 2009

Pulo Ie, jalan Meulaboh II, Kuala Pesisir Nagan Raya

Dusun ini merupakan bagian dari sebuah desa yang pusat pemerintahannya ada di seberang sungai, terpisah dari induknya. Warga rajin-rajin, suka bergotong royong, mau berkorban untuk kepentingan bersama.

Asesmen pertama, memverifikasi sebuah mesjid yang hampir roboh, balok dan kolomnya banyak retak digoyang gempa. Waktu itu warga mengusulkan penambahan keramik untuk lantai saja. Hasil verifikasi, saya tidak berani memberi bantuan keramik. Aku usulkan, untuk mengusulkan membongkar masjid tersebut dan membangun yang baru. Tidak perlu besar, kecil tak mengapa asal cukup untuk keseluruhan warga. Toh, warga satu dusun tidak begitu banyak. Karena proses begitu lama, aku siapkan bangunan sederhana terlebih dulu yang terbuat dari kayu. Soalnya mereka butuh bangunan sementara untuk sholat bersama, dan tempat mengaji anak-anak.

Manajemen menyetujui, gambar rencana dibuat, sosialisasi dilakukan. Intinya semua persiapan sudah dilakukan, tinggal pelaksanaan. Mendadak ada perubahan kebijakan dari manajemen, gambar rencana yang sudah disosialisasikan tidak jadi dilaksanakan. Diganti dengan gambar baru yang lebih kecil. Sebenarnya tidak layak sih, kalau dibandingkan dengan ukuran tanah yang tersedia. Aku terjepit, serba tidak enak. Alhamdulillah, warga menerima dengan sedikit keterpaksaan.

Aku masih merasa menyesal, tapi penyesalanku yang amat teramat dalam adalah karena aku tidak sampai menemani mereka membangun masjid tersebut sampai jadi, karena aku keburu ditawari pindah ke Banda Aceh.

Tidak ada komentar:

gara-gara akik

Jagoan ketigaku umurnya 8 tahun, kelas 2 Sekolah Dasar. Baru menyenangi akik yang saya beli di Martapura, sewaktu saya pulang bertugas dari ...